DIALOG DI SUDUT MALAM DALAM PUISI RASA

DIALOG DI SUDUT MALAM DALAM PUISI RASA

Kanda, 
bila memang ku tlah mampu membelah hati. Apa bukti yg dapat menguatkan negatifku,,,??? 
Mata ini tak dapat berbohong memang, keahlian besutanku pun bisa diandalkan, namun mengapa korbanku bersih tanpa goresan sedikitpun, apakah kau lihai berpaling ?? atau memang kau terkena goresanku namun mencoba utuk menutupi ?? 
Dinda, 
aku sedang menikmati kesengsaraan cinta dalam cengkeramanmu. Goresannya terasa lembut, perih tapi kututup dengan kapas mega yang kau siapkan untuk tantanganmu. 
Kanda, 
Tak merasa takut sedikitkah bila aqu akan mencengkeram korban yg lain??? apa kau tetap menikmati sengsaramu..?? 
Dinda, 
asal kau menikmatinya dalam menambah kesengsaraanku. Mungkin harus kupahami untuk menjahit luka dulu. 
Kanda, 
Tak ada sdkitpun niat utuk menmbah kesengsaraanmu, raga ini takkan tega. saat egoku mulai memuncak yg kuingat hanya satu,yaitu wajahmu,,,kupastikan jahit luka takkan terjadi,yg terjadi cukup bahagiamu dan bahagiaku. 
Dinda, 
mata elangmu memang tajam bahkan mataku tak mampu menatapmu lama. Sekali saja kau pejamkan ingin kuhembuskan kecupan salam. 
Kanda, setajam itukah ??? apa itu termsuk kekurangan atau kelebihanku,,perlukah aku mngubah pandanganku.. 
Dinda, 
biarkan matamu mata elang...karena telah mampu melumpuhkanku. Akan kupasang bulu mata agar ada keseimbangan dalam menajamkan ke dada. Getarku kubiarkan kau permainkan asal kau memahami getar itu. maka biarlah aku menjadi elang yang mencium mata elangmu dalam terbang di angkasa. Suarakan kepak kita dalam atas desah ombak, ikuti alunya dan bertengger di dahan memadu kasih. 
Kanda, 
jika kau mampu melengkapiku dg sejuta cara,kan kupastikan hadirmu slalu membekas..getaranmu kan kumainkan seiring nada kasih. karena berada di sampingmu kan jadi memori langka yg akan masuk buku sejarahku. 
Dinda, 
Pastikan dalam pena paruhmu ada nyanyi puisi yang harus kuhangatkan dalam harapmu. Akan kuambil nada yang tak sumbang dalam memainkannya. 
Kanda, 
Sebagai plengkap hangatku..ku ciptakan bait demi bait puisi..tentunya menuju padamu sang pangeran mesra..jadikan puisiku ini pengantar indahmu..agar aqu tak menaruh kesedihan dihari-hariku. 
Dinda, 
sudah lelah mata elang......istirahatkan dalam kepak di mega mimpi. Esok akan kukabari luka ini dalam penyembuhan rasa. Aku akan mencoba mengimbangi puisi rasa ini dalam antologi asmara kita. ( Mega Dessy Ratnasari)

0 Response to "DIALOG DI SUDUT MALAM DALAM PUISI RASA"

Post a Comment

wdcfawqafwef