TERJERAT TANGIS MEMBANJIRI

Seutas memori mengepul semburan angan 
Mampu terbaca hingga berayun sosok kehangatan 
Sabdamu berpijak sebanyak jeratan buai 
Seiring bermunculan kabut menyertai perjalanan 
Takjub saat bermalam memadu kasih 
Semburat mata sampai enggan menatapnya 
Terikat raga ini menuai manjanya 
Terkesima melambungkan kecintaan bermuara 
Sisipkan beragam kesejukan kasih tak berujung 
Jatuhkan seisak tangis menjinak meresapi 
Bodoh seisi rasa berhimpitan semangatku 
Membisu sekuat nafsu membangkitkan diri 
Semaikan dulu tanammu hingga berisi 
Berisi butiran-butiran rayu mendayu haru
Aku ini cengeng 
Mudah menangis teramat sangat 
Aku ini egois 
Enggan peduli selain perasaanku sendiri 
Tak henti berimbang dan menjamu 
Langkah terjerat merakit sebuah cerita 
Sulit mengikhlaskan kepergian singkatnya 
Inilah aku wanita cengeng 
Inilah aku suka menangis 
Bermandikan air mata sendiri hingga membanjiri 
Melemah saat tersakiti 
Menjerit saat tersendiri 
Kembang kempisnya peraduan seraya menjelma 
Menyambut dan melambai sesuka jiwa raga 
Pelupuk mataku menjerit jatuhnya hujan 
Menodai kecantikan menjuntai 
Terperosok sikap menelaah isi hati 
Ku usir saja beban itu meski membanjiri 
Sampai kuperoleh ketenangan menyambut mentari 
Hingga pagi bertemu pagi. (Mega Dessy Ratnasari)

Posted by Unknown

Tweet